What's On

Tradisi Sambut Bulan Ramadan di Jakarta


Ramadan   2022-04-06   Download

Momen perayaan bulan suci Ramadan kembali menyapa masyarakat Jakarta. Momen yang hanya terjadi satu bulan tiap tahunnya ini tentu menjadi waktu penuh berkah yang paling dinanti-nantikan. Karena itu, banyak tradisi unik menjelang bulan Ramadhan berdasarkan budaya dari daerah masing-masing. Salah satunya adalah Betawi, etnis asli masyarakat Jakarta. Berikut ini adalah tradisi turun-temurun orang Betawi untuk merayakan datangnya bulan suci Ramadhan.

  • Nyorog adalah tradisi masyarakat Betawi menyambut bulan suci Ramadan. Kegiatan yang dilakukan dalam tradisi Nyorog adalah berbagi bingkisan makanan ke sanak saudara dan keluarga yang tinggalnya berjauhan. Bingkisan makanan yang dikirimkan dalam tradisi Nyorog ini berupa kue-kue, atau bahan makanan mentah, yaitu gula, susu, kopi, sirup, beras, ikan bandeng dan daging kerbau. Terkadang bingkisan dari nyorog itu berupa makanan khas Betawi yang dimasukkan ke dalam rantang, misalnya saja sayur gabus pucung. 

 

  • Malam Towong adalah salah satu tradisi di bulan Ramadan. Pada salah satu malam di sepuluh terakhir bulan Ramadan, ada suatu malam yang disebut Malam Towong oleh kalangan masyarakat Betawi. Pada Malam Towong inilah saatnya orang-orang wajib menyalakan obor di setiap sudut rumah mereka, atau di tempat-tempat yang gelap. Sebagian orang Betawi secara turun temurun percaya setan-setan yang sejak tanggal 1 Ramadan dirantai mulai dilepaskan lagi. Pada saat itu setan akan kembali menggoda manusia lagi. 

 

  • Malam Nisfu Sya’ban adalah malam pada tanggal 15 Sya'ban, atau lima belas hari sebelum bulan Ramadan. Malam ini bagi dianggap spesial karena memiliki keutamaan.Urutan peringatan Nisfu Sya`ban secara umum adalah sebagai berikut: pertama, pemberian kata pengantar dari seorang ustaz atau kiai setempat yang berisi tentang perihal Nisfu Sya`ban. Kedua membaca tahlil, ketiga membaca surat Yasin tiga kali yang setelah bacaan surat Yasin yang pertama dilanjutkan dengan berdoa meminta kepada Allah SWT agar diberikan kesehatan dan diperpanjangkan umurnya. Setelah bacaan surat Yasin yang kedua dilanjutkan dengan doa agar Allah SWT memberikan rezeki yang berlimpah dan halal. Setelah bacaan Yasin yang ketiga dilanjutkan dengan doa agar Allah SWT menetapkan iman dan Islam, dan keempat, membacakan doa Nisfu Sya`ban sekaligus menutup acara peringatan Nisfu Sya`ban. 

 

  • Masyarakat Betawi dikenal sebagai masyarakat tradisionalis, religius dan kental dengan nuansa Islam. Salah satunya adalah tradisi ziarah atau jarah kubur. Hal ini tercermin pada saat memasuki bulan suci Ramadan. Bagi masyarakat Betawi, momen ini memiliki arti yang sangat penting.Biasanya seminggu sebelum Ramadan, masyarakat Betawi pada umumnya melakukan tradisi ziara kubur, mendoakan para orang tua dan keluarga yang telah meniggal dunia. Kegiatan ziarah kubur ini menjadi rutinitas pada masyarakat Betawi.Sebelum mendoakan biasanya masyarakat Betawi membersihkan dahulu makam yang diziarahi, selain itu, setelah membaca doa mereka tak lupa untuk menaburkan bunga di atas makam.

Sumber: Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta 

Photo: @aniesbaswedan