News

Suguhkan Teknologi Augmented Reality, JXB Hadirkan Jakarta Street Experience Demi Dukung Pariwisata Jakarta


JXPlore   2022-09-26   Download

Sebagai kota pariwisata urban, Jakarta terus berupaya menghadirkan pengalaman baru untuk meningkatkan kualitas pariwisata Jakarta. Pengalaman baru kini hadir melalui Jakarta Street Experience (JSX). JSX merupakan inisiasi dari Jakarta Experience Board, sebagai upaya untuk melengkapi fasilitas pariwisata urban dan meningkatkan beautifikasi Jakarta. JSX resmi dikenalkan pada publik pada (26/9) sebagai bagian dari rangkaian acara Pembukaan Publik Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki. Pada pengenalan kepada publik, Direktur Utama JXB Novita Dewi menjelaskan langsung mengenai JSX di hadapan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan  Kepala Dinas Kebudayaan DKI Jakarta Iwan Wardhana.

Jakarta Street Experience (JSX) merupakan smart signage, berupa instalasi interaktif yang menggabungkan unsur edukasi, informasi, seni dan teknologi pintar. JSX menjadi salah satu produk dari Jakarta Experience Board, BUMD DKI Jakarta yang bergerak di bidang pariwisata, perhotelan, ekonomi kreatif dan beautifikasi kota. Kehadiran JSX ini berupaya melengkapi fasilitas pariwisata urban di Jakarta, yang juga diharapkan dapat mendorong minat masyarakat untuk mengeksplorasi kota dengan berjalan kaki.

“JSX dapat ditemukan di berbagai lokasi pariwisata urban, dengan pilot projectnya di Kawasan Cikini. Pada JSX, masyarakat dapat mengakses video sejarah kawasan di mana JSX berada, informasi tempat pariwisata pada radius 1km, charging station dan peta kawasan. JSX juga menghadirkan pengalaman unik melalui teknologi augmented reality,” jelas Novita terkait fitur yang ada pada JSX. Dengan adanya teknologi augmented reality, JSX mampu memvisualisasikan benda 2D maupun 3D yang diproyeksikan ke dunia nyata. Pada JSX ini, pengguna dapat melihat bagaimana balon udara, elang bondol, maupun kereta api yang seakan-akan keluar dari JSX dan menghampiri pengguna yang berada di dunia nyata. Momen ini dapat menjadi keseruan tersendiri, terutama bagi para anak muda dan konten kreator.

Fitur video sejarah kawasan disusun dengan baik mengingat JSX ditujukan untuk menjadi fasilitas ruang publik sehingga informasi yang diberikan harus akurat. Penyusunan video sejarah kawasan dibantu oleh jurnalis independen Aji Sayuti serta melibatkan sejarawan J.J Rizal yang melakukan verifikasi atas akurasi video sejarah kawasan tersebut.

JSX turut mendukung promosi UMKM di sekitar JSX. Fitur penunjuk arah akan memudahkan masyarakat untuk mengunjungi UMKM tersebut.  Selain sebagai penunjuk arah, JSX menjadi sebuah media bagaimana kota berupaya melibatkan partisipasi masyarakat dalam mewarnai kota. Dengan semangat inklusivitas, JSX menggandeng Kitaoneus Asia, untuk melibatkan teman-teman berkebutuhan khusus dalam menghias JSX melalui karyanya, seperti yang terdapat pada bidang J pada instalasi JSX. “Kami mengapresiasi hadirnya JSX sebagai sebuah media ruang publik yang memberikan ruang bagi anak-anak seniman neurodiversity sehingga kita semua dapat belajar memahami karya dari perspektif mereka,” ujar Maria Ulfah, Ketua Kitaoneus Asia.

Terdapat tiga karya yang ditampilkan pada JSX. Karya pertama adalah karya Anfield Wibowo yang saat ini sedang menempuh pendidikan di Sekolah Luar Biasa. Dalam karyanya, Anfield menggambarkan Jakarta sebagai melting pot. Karya ini sengaja tidak diberi judul karena Anfield berharap setiap orang yang melihat karyanya dapat menginterpretasikan karya ini sesuai dengan harapannya masing-masing. Karya kedua adalah hasil lukisan dari Raissa Alyaa Rizqi. Asperger tak menghalangi kontribusinya untuk mewarnai Jakarta. Dalam karya yang berjudul Enjoy Jakarta, Raissa mengekspresikan warna-warni Jakarta yang dirangkum dengan indah dalam sebuah karya. Karya terakhir adalah buah karya dari  Clive Verrel. Autisme tidak menjadi sebuah hambatan bagi Clive untuk menyalurkan bakat yang ia miliki. Karya berjudul Jakarta Kita terinspirasi dari riuhnya Jakarta sebagai kota metropolitan. Dengan semua elemen kota yang ia tampilkan pada karyanya, Clive ingin menunjukkan ciri khas Jakarta yang ia akui sebagai kota tercinta.

“Melalui JSX, kami mengajak berbagai pihak untuk berkolaborasi menggali ide-ide kreatif sehingga JSX dapat dimanfaatkan sebagai sebuah aktivasi ruang publik dan menjadi atraksi bagi masyarakat. Selain itu, tentunya, kami berharap agar JSX dapat diapresiasi dan memberikan manfaat sehingga fasilitas ini dapat kita jaga bersama. Semoga nantinya akan semakin banyak kesempatan JSX untuk hadir di setiap sudut Jakarta, mendampingi mereka yang ingin lebih mengenal kota tercinta,” tutup Novita.